Senin, 23 Mei 2016

Jurus Cangcorang




SEJARAH TERCIPTANYA JURUS CANGCORANG

Jurus Cangcorang (Tong Long Kun) diciptakan oleh Chiu Ah Nam.
Chiu Ah Nam lahir di Hin-Ming (Kwan Tong). Ia terlahir sebagai seorang anak yang lemah dan sakit-sakitan. Dia terserang penyakit maag tatkala berusia belasan tahun, walau telah berobat kepada banyak Sinshe (Tabib) ahli, tapi sakitnya tetap tak kunjung sembuh.
.
Ayah Ah Nam mengira cuaca dan makanan di tempat itu kurang baik untuk anaknya, jadi menyuruh Ah Nam untuk melakukan perjalanan jauh, siapa tahu dapat bertemu 'Tabib Sakti', dan penyakitnya dapat disembuhkan.
Ah Nam patuh, dia melakukan perjalanan dari Kwan-Tong hingga Ho-Lam.
Namun Ah Nam yang baru pertama kali melakukan perjalanan jauh, hidupnya menjadi tidak teratur, akibatnya penyakitnya kian parah.
Selama sebulan mengobati sakit dengan menginap di Penginapan, sakit maag Ah Nam bukannya sembuh malah kian parah, sedngkan bekal uangnya sudah habis dipakai berobat dan biaya sehari-hari.
Untung pemilik Penginapan adalah seorang yang baik hati, ia meminta tolong kepada Sian Hui Taysu dari Siaw Lim Sie yang kebetulan menginap disitu, untuk engobati Ah Nam.


Setelah diobati beberapa hari, sakit Ah Nam berangsur sembuh dan tak lama kemudian kesehatannya pulih kembali. Kemudian akhirnya Ah Nam ikut dengan Sian Hui Taysu ke Siaw Lim Sie dan bekerja di dapur Vihara tersebut.
Sebagaimana lazimnya orang-orang yang berada di Vihara Siaw Lim Sie, baik dia Pendeta atau orang biasa; baik tinggi ataupun rendah kedudukannya harus berlatih Silat.

Setiap hari mereka berkumpuluntuk berlatih Silat selama dua jam, termasuk Ah Nam.
Di bagian dapur Vihara terdapat pekerja lainnya bernama SU, yang tubuhnya tegap dan tenaganya kuat, ia telah berlatih Silat beberapa tahun dan termasuk salah seorang yang berkepandaian tinggi.
Pada suatu hari, secara berkelakar Su menyatakan ingin memukul Ah Nam.
Ah Nam terpaksa melawannya.
Tapi baru sekali dihajar, Ah Nam langsung semaput.
Su mencemo'oh Ah Nam yang lemah tubuhnya, dan ia membanggakan kekuatannya sendiri.
Ah Nam hanya menahan sabar, dan tak tahu harus berlatih sampai kapan agar ia dapat mengalahkan Su.
Pada suatu hari Ah Nam berjalan-jalan di Rimba, tiba-tiba terdengar suara burung mencicit menyedihkan.
Ah Nam merasa heran, dan memperhatikan sekitarnya, dilihatnya ada seekor burung gereja yang sedang bertanding melawan Cangcorang di atas pohon Siong tak jauh darinya.
Burung gereja mematuk Cangcorang.
Cangcorang tiba-tiba mengangkat sepasang tangannya, menangkis patukkan lawan sambil membarengi menyerang leher burung gereja itu.
Burung itu mencicit menyedihkan, jatuh ke tanah, tak berkutik lagi.
Ah Nam adalah seorang pemuda yang cerdas, menganggap pertarungan itu luar biasa, langsung  mendapat ide setelah menyaksikan peristiwa itu.
Pikirnya: "Alangkah baiknya meniru cara Cangcorang dalam berkelahi."

Ia lalu menangkap beberapa ekor Cangcorang, membiarkan mereka berkelahi, Ah Nam terus memperhatikannya, akhirnya berhasil menciptakan jurus Silat berdasarkan cara berkelahi Cangcorang.

Murid-murid Siaw Lim lainnya tak ada yang tahu apa yang dilakukan Ah Nam.

Suatu ketika, selagi Su membanggakan kepandaiannya sendiri di depan murid-murid Siaw Lim yang lain, tiba-tiba dilihatnya Ah Nam mendatangi, maka timbul niatnya ingin mempermalukan Ah Nam kembali di hadapan saudara-saudara seperguruannya.

Dia tidak tahu kalau Ah Nam yang sekarang sudah jauh berbeda dengan sebelumnya yang sekali kena pukul langsung semaput.

Su menghajar sambil memperdengarkan suara tawa dingin.

Namun Ah Nam tak gentar sedikit pun, bahkan dengan mudah ia menghindari serangan tersebut, lalu balas menyerang. Dalam satu gebrakan saja Su dibuat jungkir balik olehnya.

Murid-murid Siaw Lim lain yang memang sudah muak atas kepongahan Su, bersorak-sorai ketika menyaksikan perkembangan tersebut.

Sian Hui Taysu keluar ketika mendengar sorak-sorai tersebut, dilihatnya Ah Nam berhasil memukul jatuh Suheng (kakak seperguruan)-nya dengan menggunakan jurus  Silat yang bukan berasal dari Siaw Lim Sie. Hal itu membuat sang Pendeta keheranan.

Sian Hui Taysu langsung bertanya kepada Ah Nam, dari mana ia mempelajari jurus itu?

Ah Nam berterus-terang.

Sian Hui Taysu yang menyadari kecerdasan Ah Nam, menyarankan agar AH Nam menyempurnakan jurus Cangcorangnya.

Setelah Ah Nam kembali ke Kwan Tong, dia menyebarkan jurus Cangcorangnya ke daerah kelahirannya, bahkan kemudian meluas sampai ke Hongkong dan Kowloon.

Jurus ini masih banyak dipelajari orang sampai saat ini. Jurus ini kerap pula diperagakan dalam film, seperti dalam film "Warriors Two", dan lain sebagainya.

Disini saya peragakan jurus Cangcorang dari salah satu Perguruan Silat di Indonesia.  


*sumber: Shaolin Kungfu Utara & Selatan (Pak Siaw Lim & Lam Siaw Lim), Yu Chan Yuen (Guru Chen Lung) & Robert W. Smith, Penerbit Bina Pustaka,  #Hal 60-74.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search